Takjil Khas Makassar, Pilihan Buat Berbuka dengan yang Manis

Takjil Khas Makassar, Pilihan Buat Berbuka dengan yang Manis

Pada bulan Ramadan, hampir semua kota di seluruh Indonesia sangat ramai saat petang hari. Para pedagang menjajakan takjil atau penganan dan minuman untuk berbuka puasa dan para Muslim membeli takjil yang akan membatalkan puasa mereka. Kalau kamu kebetulan sedang berkunjung ke Kota Makassar dan mencari takjil khas Makassar, ini dia beberapa rekomendasi yang enak!

Pisang ijo

Menu takjil satu ini sudah terkenal seantero Indonesia. Yup, pisang ijo, seperti namanya, merupakan olahan pisang kepok, ambon, atau raja mengkal yang direbus hingga matang. Kemudian, pisang rebus dibalut dengan adonan tepung beras yang dicampur dengan santan, air, dan daun pandan si pemberi warna hijau pada adonan. Yang terakhir, pisang ijo disirami dengan bubur sumsum, sirup cocopandan, serutan es batu, dan kental manis sebelum dihidangkan.

Melansir dari situs Kalpatara, pisang ijo punya arti filosofi yang mendalam bagi masyarakat Bugis—suku asli di Sulawesi Selatan. Pasalnya, warna ini melambangkan kedamaian dan keteduhan yang memberikan ketentraman di hati. Dalam kehidupan sehari-hari, kudapan ini juga mencerminkan sikap sopan santun dan tutur kata yang elok. Tak ayal, es pisang ijo sudah tercatat sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kemendikbud.

Pallu butung

Takjil khas Makassar lain yang bisa kamu temukan di seantero Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan adalah pallu butung. Sebetulnya, hidangan ini hampir sama saja dengan pisang ijo. Sebab, pallu butung terbuat dari pisang raja, kepok, atau ambon mengkal yang juga direbus hingga matang. Semangkuk pallu butung juga biasanya dihidangkan dengan bubur sumsum, sirup cocopandan, serutan es batu, dan kental manis. Bedanya, pisang pada pallu butung tidak dibalut dengan adonan tepung beras berwarna hijau lagi.

Uniknya, kudapan dingin ini juga punya filosofi yang melekat dengan kehidupan masyarakat Bugis, loh. Menurut budayawan Bugis-Makassar Universitas Hasanuddin Dr Firman Saleh yang dikutip dari detikcom, pallu butung memiliki makna adanya kehidupan apabila kekuatan dan kenikmatan saling menyatu. Pasalnya, pisang adalah simbol kehidupan, sedangkan terigu simbol kekuatan, dan santan simbol kenikmatan.

Jalangkote

Camilan berikutnya adalah jalangkote. Ini merupakan penganan asin berisi potongan telur rebus, sohun, potongan daging atau ayam, kentang, dan wortel yang direbus bersama bumbu dan rempah dengan kulit tipis seperti pastry yang digoreng sampai kering. Jalangkote juga tersedia dalam varian manis dengan isi ubi jalar yang dipotong menyerupai dadu.

Jika dilihat sekilas, jalangkote punya rupa seperti pastel yang juga berisi sayur-mayur. Hanya saja, takjil khas Makassar ini punya cita rasa tersendiri. Pasalnya, isian jalangkote biasanya ditumis bersama rempah seperti pala dan jintan, sehingga rasanya lebih kuat. Selain itu, jalangkote juga biasa disajikan dengan saus cabai yang dibuat dari cabai rawit, cuka, dan gula pasir.

Pallu gola

Menu berbuka yang manis lain adalah pallu golla. Ini merupakan hidangan kolak khas masyarakat Bugis-Makassar. Semangkuk pallu golla biasanya berisi ubi dan pisang yang direbus bersama dengan gula merah (aren) dan diberi tambahan tepung maizena, santan, vanili, dan garam.

Hidangan yang disajikan dalam suhu hangat ini adalah salah satu menu takjil yang wajib ada buat orang Bugis-Makassar. Rasa manis dari gula aren serta serat dari ubi dan pisang menjadi sumber energi setelah seharian berpuasa. Selain untuk berbuka, pallu golla juga biasa dihidangkan pada syukuran atau acara-acara besar dalam tradisi Bugis dan Makassar.

Nah, itulah dia beberapa takjil khas Makassar yang bisa kamu temukan dengan mudah, murah, dan tentunya lezat saat berkunjung ke Kota Makassar. Keempat menu di atas banyak dijajakan oleh para pedagang, mulai dari kawasan tengah kota dekat Hotel Monoloog Makassar sampai di wilayah-wilayah pesisir. Silakan dicoba, ya!