Lezatnya Kuliner Khas Kota Solo. Cocok untuk Takjil!
Momen paling ditunggu ketika bulan Ramadan adalah melakukan ngabuburit sambil berburu takjil. Yup, soalnya, saat bulan Ramadan seperti ini, biasanya ada banyak sekali pedagang yang menjajakan camilan untuk berbuka puasa—khususnya di pinggiran jalan, Mulai dari; yang manis sampai asin, semuanya tersedia. Maka dari itu, tidak heran, kalau setiap sorenya banyak sekali orang yang membeli takjil.
Tak hanya di satu daerah saja, di seluruh daerah di Indonesia pun pasti ramai orang-orang berburu takjil, termasuk di Kota Solo. Selain terkenal dengan wisata dan batiknya, Solo juga dikenal memiliki kuliner bercita rasa lezat dan cocok dijadikan sebagai menu takjil, loh? Mau tahu apa saja kulinernya? Baca selengkapnya di bawah ini, ya!
Serabi Solo
Beda daerah, beda pula bentuk serabinya! Benar adanya, soalnya Serabi Solo memiliki bentuk yang berbeda dengan serabi daerah lain. Di mana, bentuknya bulat seperti piring lengkap dengan sedikit kerak di bagian pinggirnya. Kalau dilihat sekilas, Serabi Solo ini terlihat mirip dengan Kue Ape khas Betawi tapi berwarna putih. Rasanya? Kenyal dan lembut serta sedikit kriuk-kriuk dari pinggirannya.
Serabi Solo biasanya terbuat dari campuran santan, tepung beras, garam, gula, dan ditambahkan daun pandan untuk pewanginya. Setelah adonan tercampur, kemudian dimasak di wajan kecil yang diletakkan di atas tungku arang sekitar tiga menit. Ketika sudah matang, serabi diangkat dan digulung dengan daun pisang supaya lebih mudah pada saat dimakan. Variannya pun ada banyak seperti nangka, cokelat, original, dan lainnya.
Semar Mendem
Tahu Semar Mendem? Atau, pernah memakannya? Nah, Semar Mendem sendiri merupakan salah satu jajanan tradisional khas Kota Solo yang mirip dengan lemper. Meski mirip, Semar Mendem biasanya tidak dibungkus dengan daun pisang, melainkan telur yang diberi campuran sedikit tepung dan air. Bahan dasarnya adalah beras ketan dan kemudian diisi dengan ayam suwir.
Untuk ukurannya lebih besar dibanding lemper karena itulah semakin puas ketika memakannya. Menyadur dari laman Merdeka, penamaan Semar Mendem ini diambil dari pewayangan Jawa, yakni Semar. Menurut sejarah, penggunaan nama Semar sebenarnya karena kuliner khas Solo ini menyerupai bentuk tubuh Semar yang berisi. Ketika memakan kuliner ini, Semar tidak berhenti makan bahkan sampai ketagihan.
Selat Solo
Suka makan salad? Maka, tidak ada salahnya memasukkan Selat Solo dalam list menu takjil. Soalnya, makanan ini menawarkan rasa yang sangat lezat, loh, karena merupakan perpaduan Indonesia dan Eropa. Selat Solo adalah salah satu sajian olahan daging yang dilengkapi dengan berbagai sayuran seperti wortel, selada, dan lainnya. Kerap disebut Bistik Jawa, kuliner ini memiliki cita rasa yang segar dan manis.
Menyadur dari Detik, Selat Solo muncul ketika berdirinya Benteng Vastenburg yang terletak di Gapura Keraton Surakarta. Pada masa itu, pihak Belanda dan pihak Ketaton mengadakan pertemuan. Makanan yang tersaji ketika pertemuan selalu kurang cocok dengan pihak Belanda yang harus ada daging dalam makanannya. Sedangkan, pihak Keraton terbiasa mengonsumsi makanan dengan sajian sayuran.
Dari sinilah tercipta Selat Solo, yang mengombinasikan beberapa bahan seperti saus mayones, kuah kecap, telur, mentimun, buncis, kentang, selada, daging, dan wortel.
Bukan cuma ketiga kuliner di atas, masih banyak kuliner lainnya dari Kota Solo yang cocok untuk takjil, misalnya:
- Lenjongan (terdiri dari jagung, ketan putih, ketan hitam, klepon, cenil, tiwul, getuk, singkong, gatot, sawut, klepon, dan lainnya).
- Kue Moho (kue basah yang mirip dengan bolu kukus dan rasanya empuk dengan teksturnya lebih padat).
- Ledre (terbuat dari ketan yang sudah matang diberi kelapa dan topping seperti keju, pisang, nangka, dan cokelat).
- Carang Gesing (kue basah yang terbuat dari telur, santan, gula, dan pisang, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus sampai matang.
Menggiurkan sekali, ya? Nah, kalau kamu lagi di Kota Solo dan berkesempatan menginap di Hotel Monoloog Solo, maka jangan sampai melewatkan untuk mencicipi kuliner di atas, ya! Atau, jika tidak punya waktu, bisa membuatnya sendiri di rumah!