JOMO: Tren Baru yang Mengguncang Industri Pariwisata

JOMO: Tren Baru yang Mengguncang Industri Pariwisata

Dulu, liburan identik dengan berlomba-lomba mengejar destinasi kekinian, mengabadikan setiap momen untuk diunggah ke media sosial, dan merasa FOMO (Fear Of Missing Out) jika tidak mengikuti tren terbaru. Oleh karenanya, di era digital yang serba cepat ini, liburan sering kali terasa lebih seperti kewajiban untuk memenuhi ekspektasi sosial media.

 Namun, seiring berjalannya waktu, sebuah tren baru mulai bermunculan dan perlahan mengubah lanskap industri pariwisata. Konsep Fear Of Missing Out atau FOMO yang selama ini mendominasi tren wisata mulai tergeser oleh keinginan untuk menikmati waktu sendiri atau bersama orang terdekat tanpa merasa perlu mengikuti tren wisata atau ekspektasi di sosial media.

Joy of Missing Out atau JOMO, yang mengutamakan pengalaman pribadi dan kualitas waktu, kini semakin digandrungi oleh para pelancong. Konsep JOMO menawarkan alternatif yang menyegarkan bagi mereka yang merasa lelah dengan hiruk pikuk kehidupan modern dan ingin menemukan kedamaian dalam perjalanan.

Liburan JOMO, Apa Sih Itu?

JOMO adalah kebalikan dari FOMO. Jika FOMO membuat kita merasa harus ikut-ikutan melakukan sesuatu agar tidak ketinggalan, JOMO justru mengajak kita untuk menikmati momen sekarang dan merasa puas dengan apa yang kita miliki. Dalam konteks liburan, JOMO berarti memilih destinasi dan aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pribadi, tanpa harus terpengaruh oleh tren atau ekspektasi orang lain.

Alih-alih mengejar destinasi yang ramai dan populer, para traveler JOMO lebih memilih destinasi yang lebih tenang dan memungkinkan mereka untuk benar-benar menikmati perjalanan. Seperti lebih memilih untuk menikmati waktu sendiri atau bersama orang terdekat daripada harus berlibur ke tempat yang ramai dan populer.

Salah satu daya tarik utama dari tren traveling JOMO adalah kesempatan untuk menikmati ketenangan dan keheningan. Dalam era yang penuh dengan notifikasi dan pesan masuk, menemukan tempat yang benar-benar sunyi dan tenang menjadi hal yang sangat berharga.  Oleh karena itu, tren ini diprediksi akan semakin populer di tahun 2025 karena banyak orang yang ingin mencari ketenangan dan menghindari keramaian.

Dampak JOMO Terhadap Industri Pariwisata

Munculnya tren JOMO membawa angin segar bagi industri pariwisata. Destinasi wisata yang sebelumnya ramai dikunjungi oleh wisatawan massal kini mulai menawarkan pengalaman yang lebih personal dan autentik. Beberapa dampak JOMO terhadap industri pariwisata antara lain:

Peningkatan Minat Terhadap Wisata Alam

 Banyak orang mulai mencari ketenangan dan kedamaian dengan mengunjungi tempat-tempat yang masih asri dan jauh dari keramaian. Aktivitas seperti hiking, camping, dan berkebun semakin populer.

Munculnya Konsep “Slow Travel”

Alih-alih berburu banyak tempat dalam waktu singkat, traveler JOMO lebih suka menghabiskan waktu lebih lama di satu tempat untuk benar-benar merasakan budaya dan kehidupan lokal.

Peningkatan Minat Wisata Budaya

Traveler JOMO tertarik untuk mempelajari sejarah, tradisi, dan kesenian dari suatu tempat. Mereka lebih suka mengikuti tur yang dipandu oleh penduduk lokal dan mengunjungi museum serta galeri seni.

Aktivitas Liburan dengan Konsep JOMO

Menghabiskan Waktu di Alam

Dengan konsep JOMO, kamu bisa memilih untuk menghilang sejenak dari hiruk pikuk kota dan menikmati keindahan alam. Kamu bisa menyewa sebuah kabin kecil atau villa di tengah hutan, atau camping di tepi pantai. Nikmati suara deburan ombak, kicauan burung, atau gemericik air sungai dan ajak dirimu untuk melakukan aktivitas seperti hiking, bersepeda, atau memancing. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga pikiran.

Menjelajahi Kota dengan Cara yang Berbeda

Liburan ke kota besar tidak melulu harus mengunjungi tempat-tempat wisata yang ramai. Kamu bisa mencoba untuk menjelajahi kota dengan cara yang lebih santai dan personal, seperti menyewa sepeda dan berkeliling kota, singgah di kafe-kafe kecil yang tersembunyi, atau mengunjungi pasar tradisional. Selain itu, jangan takut untuk bertanya kepada penduduk lokal tentang rekomendasi tempat makan atau tempat menarik lainnya. Dengan cara ini, kamu akan menemukan sisi lain dari kota dan menikmati pengalaman liburan yang berbeda.

Konsep wisata JOMO mengajak kamu untuk melepaskan diri dari tekanan sosial media dan hiruk pikuk kehidupan modern. Dengan memilih untuk tidak mengikuti semua tren dan ekspektasi, kamu bisa menikmati liburan dengan bahagia tanpa tekanan apapun. Baik dengan menikmati keindahan alam, menjelajahi kota dengan cara yang unik dan berbeda, atau sekedar menghabiskan waktu berkualitas bersama orang-orang terdekat, sesuai dengan minat dan kebutuhan kamu.

Konsep JOMO bukan hanya tentang menghindari suatu destinasi liburan yang sedang tren, namun lebih kepada memilih apa yang benar-benar ingin kamu lakukan. Konsep ini tidak hanya mengubah cara kita berlibur, tetapi juga mengajak kamu untuk menjalani hidup dengan menikmati setiap momen yang ada.

Jika kamu mencari tempat yang sempurna untuk memulai petualangan dengan konsep JOMO, kamu bisa mulai hunting destinasi wisata yang kira-kira pas untukmu. Sebagai tempat menginap, Monoloog Hotel bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan suasana yang nyaman dan fasilitas yang lengkap, hotel ini akan memberikan kenyamanan dalam liburanmu. Kamu bisa menikmati pagi hari dengan secangkir kopi sambil membaca buku di teras kamar, atau bersantai di kolam renang sambil menikmati pemandangan kota.

Yuk, rasakan sendiri sensasi liburan berkonsep JOMO!